Selasa, 09 April 2019


A.    PENDAHULAN
Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa,  Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang dijaga untuk menjaga warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi. Situ atau setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 32 hektar (79 akre) dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan untuk memancing bagi warga sekitarnya. Danau ini juga merupakan tempat untuk rekreasi air seperti memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi tepian setu.
Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan. Perkampungan yang terletak di selatan Kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi,  memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya.
Setu Babakan adalah kawasan hunian yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana,, rutinitas keagamaan, maupun bentuk rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar. Perkampungan  ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang, seperti pendatang dari Jawa Barat, jawa tengah, Kalimantan, dll yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.
Setu Babakan, sebagai sebuah kawasan Cagar Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, seperti bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama.
Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun urung (batal) dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek yang dipilih Pacifik Asia Travel Association (PATA) sebagai tempat kunjungan wisata bagi peserta konferensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.
Perkampungan Setu Babakan adalah sebuah kawasan pedesaan yang lingkungan alam dan  budayanya yang masih terjaga secara baik. Wisatawan yang berkunjung ke kawasan cagar budaya ini akan disuguhi panorama pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk dan tenang ketika memasukinya. Di kanan kiri jalan utama, pengunjung juga dapat melihat rumah-rumah panggung berarsitektur khas Betawi yang masih dipertahankan keasliannya.
Yang tak kalah menarik, di perkampungan ini juga banyak terdapat warung yang banyak menjajakan makanan-makanan khas Betawi, seperti ketoprak, ketupat nyiksa, kerak telor, ketupat sayur, bakso, laksa, arum manis, soto betawi, mie ayam, soto mie, roti buaya, bir pletok, nasi uduk, kue apem, toge goreng, dan tahu gejrot.
Wisatawan yang berkunjung ke Setu Babakan juga dapat menyaksikan pagelaran seni budaya Betawi, antara lain tari cokek, tari topeng, kasidah, marawis, seni gambus, lenong, tanjidor, gambang kromong, dan ondel-ondel yang sering dipentaskan di sebuah panggung terbuka berukuran 60 meter persegi setiap hari Sabtu dan Minggu. Selain pagelaran seni, pengunjung juga dapat menyaksikan prosesi-prosesi budaya Betawi, seperti upacara pernikahan, sunat, akikah, khatam Al-Qur‘an, dan nujuh bulan, atau juga sekedar melihat para pemuda dan anak-anak latihan menari dan silat khas Betawi, Beksi.
Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Setu Babakan tidak hanya menyajikan pagelaran seni maupun budaya, melainkan juga menawarkan jenis wisata alam yang tak kalah menarik, yakni wisata danau. Dua danau, yakni Mangga Bolong dan Babakan, di perkampungan ini biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk memancing atau sekedar bersenda gurau dan menikmati suasana sejuk di pinggir danau. Selain itu, wisatawan juga dapat menyewa perahu untuk menyusuri dan mengelilingi danau.





B. TELAAH PUSTAKA
Setu adalah nama lain dari danau. Kampung ini berada persis di sisi danau. Namanya kampung, tempat ini didiami oleh penduduk. Tetapi sebagian besarnya tinggal di dalam rumah adat Betawi.

1.      Gerbang Masuk Setu Babakan
Description: D:\KULIAH\9e216-100_17131.jpg
Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa,  Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang dijaga untuk menjaga warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi.
Tempat ini ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh pemerintah daerah untuk mengeksistensikan kebudayaan Betawi. Di ‘Perkampungan Budaya Betawi–Setu Babakan’ dapat ditemui dan dinikmati kehidupan bernuansa Betawi, berupa; komunitas masyarakat Betawi, keasrian alam dan hutan kota, pementasan beragam kesenian tradisi di panggung pentas budaya secara periodik mementaskan kelompok kesenian budaya Betawi dari seantero Jabodetabek secara bergantian di setiap akhir pekan, pusat informasi dan dokumentasi ke-Betawi-an, serta dibuka pelatihan dan kursus kesenian tari, musik tradisional dan pencak silat ‘Beksi’ asli Betawi, serta beragam penganan kuliner Betawi dijajakan disana. Diharapkan seluruh kegiatan yang ada dapat dimanfaatkan sebagai bentuk perlindungan dan pembinaan guna melestarikan dan mengembangkan tata kehidupan seni budaya tradisi Betawi sesuai dengan kebutuhan kekinian, dan bermanfaat sebagai bentuk pengembangan potensi lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar serta sebagai salah satu obyek wisata budaya yang ada di Jakarta.
2.      Rumah Adat Betawi
Description: D:\KULIAH\rumah-betawi_20180720_212409.jpg
Wisata budaya yang disajikan antara lain rumah-rumah khas Betawi yang dibagi menjadi 3 macam, pertama rumah Betawi gudang atau kandang, kedua rumah Betawi Kebaya atau Bapang, dan yang ketiga adalah rumah Joglo, hampir serupa dengan rumah khas Yogyakarta. Keseniannya berupa Lenong, Tari Topeng, Tanjidor, Marawis, Gambang Kromong, Tari Lenggang Nyai, dan Tari Narojeng.
Upacara Adat yang ada di perkampungan Betawi Setu Babakan adalah Penganten Sunat, Pindah Rumah, Khatam Qur'an, dan Nujuh Bulan.

Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Setu Babakan tidak hanya menyajikan pagelaran seni maupun budaya, melainkan juga menawarkan jenis wisata alam yang tak kalah menarik, yakni wisata danau. Dua danau, yakni Mangga Bolong dan Babakan, di perkampungan ini biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk memancing atau sekedar bersenda gurau dan menikmati suasana sejuk di pinggir danau. Selain itu, wisatawan juga dapat menyewa perahu untuk menyusuri dan mengelilingi danau.
3.      Ondel-Ondel
Description: D:\KULIAH\mg-6514-5834d3ca907e61540786da2e.jpg
Wisatawan yang berkunjung ke perkampungan ini juga dapat berkeliling ke perkebunan, pertanian, serta melihat tanaman-tanaman khas Betawi di pelataran rumah-rumah penduduk. Apabila berkunjung ke pelataran rumah penduduk, tak jarang pengunjung akan dipetikkan buah sebagai tanda penghormatan. Jika wisatawan tertarik untuk memetik dan berniat membawa pulang buah-buahan tersebut, maka pengunjung dapat membelinya dengan terlebih dulu bernegosiasi harga dengan pemiliknya. Buah-buahan yang tersedia di perkampungan ini antara lain belimbing, rambutan, buni, jambu, dukuh, menteng, gandaria, mengkudu, nam-nam, kecapi, durian, jengkol, kemuning, krendang, dan masih banyak lagi.
4.      Ragam Kuliner Betawi.
Description: D:\KULIAH\Kerak-Telor-Makanan-Khas-Betawi.jpg
Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Perkampungan Setu Babakan hingga saat ini telah dilengkapi fasilitas-fasilitas umum, seperti tempat ibadah, panggung pertunjukan seni, tempat bermain anak-anak, teater terbuka, wisma, kantor pengelola, galeri, dan pertokoan suveniR.
kawasan cagar budaya merefleksikan keunikan, konteks dari suatu kawasan, kota, atau bahkan suatu negara, sehingga pelestarian cagar budaya berarti menjaga barang publik (common good) yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan membangun rasa memiliki dalam masyarakat.
Mayoritas penduduk di Setu Babakan adalah Betawi, dengan program dari pemda DKI untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang ada untuk mengakomodasi kebutuhan ruang terbuka hijau, serta area untuk resapan air, setu babakan berbenah diri dengan dukungan penuh dari pemda DKI.
Fungsi dari Setu ini bukan hanya untuk tempat melestarikan kebudayaan betawi yang makin tergerus oleh zaman, tapi digunakan juga sebagai tempat alternatif rekreasi yang berlokasi di selatan jakarta. selain fungsi utamanya sebagai penampung air resapan untuk selatan jakarta.

Sumber Pustaka:
Tentang Setu Babakan http://travel.kompas.com/
Tulisan Salman Paludi http://setubabakan.wordpress.com/
http://id.wikipedia.org/
http://digilib.its.ac.id/

Sabtu, 19 Januari 2019

KRITIK ARSITEKTUR NORMATIF



A.      Definisi
Hakikat kritik normatif adalah adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola, standar, atau sandaran sebagai sebuah prinsip. Melalui suatu prinsip, keberhasilan kualitas lingkungan buatan dapat dinilai. Suatu norma tidak saja berupa standar fisik yang dapat dikuantifikasi tetapi juga non fisik yang kualitatif. Norma juga berupa sesuatu yang tidak konkret dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi.

B.      Metode
Jenis-jenis Metoda Kritik Normatif Karena kompleksitas, abstraksi dan kekhususannya kritik normatif perlu dibedakan dalam metode sebagai berikut :
·         Metoda Doktrin ( satu norma yang bersifat general, pernyataan prinsip yang tak terukur)
·         Metoda Sistemik ( suatu norma penyusunan elemenelemen yang saling berkaitan untuk satu tujuan)
·         Metoda Tipikal ( suatu norma yang didasarkan pada model yang digenralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik)
·         Metoda Terukur ( sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif)

1. Metoda Doktrin
·         Doktrin sebagai dasar dalam pengambilan keputusan desain arsitektur yang berangkat dari keterpesonaan dalam sejarah arsitektur.
·         Sejarah arsitektur dapat meliputi : Nilai estetika, etika, ideologi dan seluruh aspek budaya yang melekat dalam pandangan masyarakat.
·         Doktrin bersifat tunggal dalam titik pandangnya dan biasanya mengacu pada satu ‘ISME’ yang dianggap paling baik.

2. Metoda Sistemik
·         Menggantungkan pada hanya satu prinsip akan mudah diserang sebagai : menyederhanakan (simplistic), tidak mencukupi (inadequate) atau kadaluarsa (out of dated )
·         Alternatifnya adalah bahwa ada jalinan prinsip dan faktor yang dapat dibangun sebagai satu system untuk dapat menegaskan rona bangunan dan kota.

Kritik sistematik dikembangkan dari satu analisis :
·         Bahwa Problem arsitek adalah membangun sistem dalam kategori-kategori formal yang tidak memungkinkan kita untuk melukiskannya dan membandingkannya dalam struktur yang formal. Ketika kita mengatakan bahwa analisis formal mengandung indikasi elements and relations.
·         Elements (bagian bentuk arsitektur ), bermakna bahwa kita harus memperlakukan objek sebagai dimensi kesebandingan.

Melahirkan konsep  :
·         Mass (massa),  Bentuk wujud tiga dimensi yang terpisah dari lingkungan
·         Space (ruang), Volume batas-batas permukaan di sekeliling massa
·         Surface (permukaan), batas massa dan ruang
·         Relations , bahwa kita menterjemahkan saling keterhubungan ini diantara dimensi-dimensi
·         Capacity of the structure, kelayakan untuk mendukung tugas bangunan
·         Valuable, nilai yang dikandung yang mengantarkan kepada rasa manusia untuk mengalami ruang.


3. Metoda Tipikal
·         Studi tipe bangunan saat ini telah menjadi pusat perhatian para sejarawan arsitektur. Hal ini dapat dipahami karena desain akan menjadi lebih mudah dengan mendasarkannya pada type yang telah standard, bukan pada innovative originals (keaslian inovasi).
·         Studi tipe bangunan lebih didasarkan pada kualitas, utilitas dan ekonomi dalam lingkungan yang telah terstandarisasi dan  kesemuanya dapat terangkum dalam satu typologi
·         Metode Tipikal, yaitu suatu pendekatan yang mempunyai uraian urutan secara tersusun. Contoh. Bangunan sekolah, tipe yang ada ialah seperti ruang kelas, ruang guru,ruang kepala sekolah, ruang kesenian,  lab, perpustakaan, kantin, gudang, toilet.

4. Metoda Terukur

·         Kritik Pengukuran menyatakan satu penggunaan bilangan atau angka hasil berbagai macam observasi sebagai cara menganalisa bangunan melalui hukum-hukum matematika tertentu.
·         Norma pengukuran digunakan untuk memberi arah yang lebih kuantitatif. Hal ini sebagai bentuk analogi dari ilmu pengetahuan alam.
·         Pengolahan melalui statistik atau teknik lain akan mengungkapkan informasi baru tentang objek yang terukur dan wawasan tertentu dalam studi.
·         Bilangan atau standard pengukuran secara khusus memberi norma bagaimana bangunan diperkirakan pelaksanaannya.

C.      Kelebihan Kritik Doktrinal :
·         Dapat menjadi guideline tunggal sehingga terlepas dari pemahaman yang samar dalam arsitektur
·         Dapat memberi arah yang lebih jelas dalam pengambilan keputusan
·         Dapat memberikan daya yang kuat dalam menginterpretasi ruang
·         Dengan doktrin perancang merasa bergerak dalam nilai moralitas yang benar
·         Memberikan kepastian dalam arsitektur yang ambigu
·         Memperkaya penafsiran

D.     Kekurangan Kritik Doktrinal :
·         Mendorong segala sesuatunya tampak mudah
·         Mengarahkan penilaian menjadi lebih sederhana
·         Menganggap kebenaran dalam lingkup yang tunggal
·         Meletakkan kebenaran lebih kepada pertimbangan secara individual
·         Memandang arsitektur secara parsial
·         Memungkinkan tumbuhnya pemikiran dengan kebenaran yang “absolut”
·         Memperlebar tingkat konflik dalam wacana teoritik arsitektur

CONTOH KRITIK ARSITEKTUR NORMATIF

Guggenheim Museum Bilbao

Guggenheim Museum Bilbao adalah sebuah museum dan seni modern kontemporer dirancang oleh Kanada-Amerika arsitek Frank Gehry , dibangun oleh Ferrovial dan terletak di Bilbao , Basque Country , Spanyol. Hal ini dibangun di sepanjang Sungai Nervion , yang berjalan melalui kota Bilbao ke Pantai Atlantik. Guggenheim adalah salah satu dari beberapa museum milik Solomon R. Guggenheim Foundation . museum ini memiliki pameran tetap dan mengunjungi karya-karya seniman Spanyol dan internasional.
Salah satu yang paling dikagumi karya arsitektur kontemporer , bangunan ini telah dipuji sebagai "momen tunggal dalam budaya arsitektur" karena merupakan "salah satu saat langka ketika kritikus, akademisi, dan masyarakat umum semua bersatu tentang sesuatu. "Museum ini adalah bangunan paling sering disebut sebagai salah satu karya yang paling penting diselesaikan sejak tahun 1980 di 2010 Arsitektur Dunia Survey di kalangan ahli arsitektur.
 Kurva di gedung itu untuk muncul secara acak. arsitek ini telah dikutip yang mengatakan bahwa " kurva dirancang secara acak untuk menangkap cahaya". Ketika dibuka untuk umum pada tahun 1997, ia segera dianggap sebagai salah satu bangunan paling spektakuler didunia dalam gaya Deconstructivism , meskipun Gehry tidak mengaitkan diri dengan gerakan arsitektur. Arsitek Philip Johnson menyebutnya "gedung terbesar di zaman kita.
Reflektif cemerlang titanium panel menyerupai sisik ikan, menggemakan kehidupan organik lainnya (dan, khususnya, menyerupai ikan) bentuk yang muncul kembali umumnya didesain oleh Gehry, serta sungai Nervión atas mana museum duduk. Juga dalam mode Gehry khas, bangunan ini unik produk teknologi masa itu. Computer Aided Tiga Dimensi Interaktif Aplikasi ( CATIA ) dan visualisasi yang digunakan besar-besaran dalam strukturs desain.
 Simulasi komputer dari struktur bangunan membuatnya bisa untuk dibangun, bentuk-bentuk yang arsitek era sebelumnya akan menemukan hampir tidak mungkin untuk membangun. Sementara museum adalah monumen spektakuler dari sungai.
 Bangunan ini dibangun pada waktu dan anggaran, yang jarang untuk arsitektur jenis ini. Dalam sebuah wawancara di Harvard Design Magazine. Gehry menjelaskan bagaimana ia melakukannya. Pertama, ia memastikan bahwa apa yang dia sebut "organisasi seniman "berlaku selama konstruksi, dalam rangka mencegah dan bisnis kepentingan politik dari campur dengan desain. Kedua, dia yakin dia memiliki perkiraan biaya terperinci dan realistis sebelum melanjutkan. Ketiga, ia menggunakan CATIA dan kolaborasi erat dengan perdagangan bangunan individu untuk mengontrol biaya selama konstruksi.

Referensi : http://oktavindah.blogspot.co.id/2014/01/tugas-kriteik-arsitektur.html