Selasa, 09 April 2019


A.    PENDAHULAN
Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa,  Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang dijaga untuk menjaga warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi. Situ atau setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 32 hektar (79 akre) dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan untuk memancing bagi warga sekitarnya. Danau ini juga merupakan tempat untuk rekreasi air seperti memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi tepian setu.
Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan. Perkampungan yang terletak di selatan Kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi,  memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya.
Setu Babakan adalah kawasan hunian yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana,, rutinitas keagamaan, maupun bentuk rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar. Perkampungan  ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang, seperti pendatang dari Jawa Barat, jawa tengah, Kalimantan, dll yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.
Setu Babakan, sebagai sebuah kawasan Cagar Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, seperti bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama.
Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun urung (batal) dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek yang dipilih Pacifik Asia Travel Association (PATA) sebagai tempat kunjungan wisata bagi peserta konferensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.
Perkampungan Setu Babakan adalah sebuah kawasan pedesaan yang lingkungan alam dan  budayanya yang masih terjaga secara baik. Wisatawan yang berkunjung ke kawasan cagar budaya ini akan disuguhi panorama pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk dan tenang ketika memasukinya. Di kanan kiri jalan utama, pengunjung juga dapat melihat rumah-rumah panggung berarsitektur khas Betawi yang masih dipertahankan keasliannya.
Yang tak kalah menarik, di perkampungan ini juga banyak terdapat warung yang banyak menjajakan makanan-makanan khas Betawi, seperti ketoprak, ketupat nyiksa, kerak telor, ketupat sayur, bakso, laksa, arum manis, soto betawi, mie ayam, soto mie, roti buaya, bir pletok, nasi uduk, kue apem, toge goreng, dan tahu gejrot.
Wisatawan yang berkunjung ke Setu Babakan juga dapat menyaksikan pagelaran seni budaya Betawi, antara lain tari cokek, tari topeng, kasidah, marawis, seni gambus, lenong, tanjidor, gambang kromong, dan ondel-ondel yang sering dipentaskan di sebuah panggung terbuka berukuran 60 meter persegi setiap hari Sabtu dan Minggu. Selain pagelaran seni, pengunjung juga dapat menyaksikan prosesi-prosesi budaya Betawi, seperti upacara pernikahan, sunat, akikah, khatam Al-Qur‘an, dan nujuh bulan, atau juga sekedar melihat para pemuda dan anak-anak latihan menari dan silat khas Betawi, Beksi.
Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Setu Babakan tidak hanya menyajikan pagelaran seni maupun budaya, melainkan juga menawarkan jenis wisata alam yang tak kalah menarik, yakni wisata danau. Dua danau, yakni Mangga Bolong dan Babakan, di perkampungan ini biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk memancing atau sekedar bersenda gurau dan menikmati suasana sejuk di pinggir danau. Selain itu, wisatawan juga dapat menyewa perahu untuk menyusuri dan mengelilingi danau.





B. TELAAH PUSTAKA
Setu adalah nama lain dari danau. Kampung ini berada persis di sisi danau. Namanya kampung, tempat ini didiami oleh penduduk. Tetapi sebagian besarnya tinggal di dalam rumah adat Betawi.

1.      Gerbang Masuk Setu Babakan
Description: D:\KULIAH\9e216-100_17131.jpg
Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa,  Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang dijaga untuk menjaga warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi.
Tempat ini ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh pemerintah daerah untuk mengeksistensikan kebudayaan Betawi. Di ‘Perkampungan Budaya Betawi–Setu Babakan’ dapat ditemui dan dinikmati kehidupan bernuansa Betawi, berupa; komunitas masyarakat Betawi, keasrian alam dan hutan kota, pementasan beragam kesenian tradisi di panggung pentas budaya secara periodik mementaskan kelompok kesenian budaya Betawi dari seantero Jabodetabek secara bergantian di setiap akhir pekan, pusat informasi dan dokumentasi ke-Betawi-an, serta dibuka pelatihan dan kursus kesenian tari, musik tradisional dan pencak silat ‘Beksi’ asli Betawi, serta beragam penganan kuliner Betawi dijajakan disana. Diharapkan seluruh kegiatan yang ada dapat dimanfaatkan sebagai bentuk perlindungan dan pembinaan guna melestarikan dan mengembangkan tata kehidupan seni budaya tradisi Betawi sesuai dengan kebutuhan kekinian, dan bermanfaat sebagai bentuk pengembangan potensi lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar serta sebagai salah satu obyek wisata budaya yang ada di Jakarta.
2.      Rumah Adat Betawi
Description: D:\KULIAH\rumah-betawi_20180720_212409.jpg
Wisata budaya yang disajikan antara lain rumah-rumah khas Betawi yang dibagi menjadi 3 macam, pertama rumah Betawi gudang atau kandang, kedua rumah Betawi Kebaya atau Bapang, dan yang ketiga adalah rumah Joglo, hampir serupa dengan rumah khas Yogyakarta. Keseniannya berupa Lenong, Tari Topeng, Tanjidor, Marawis, Gambang Kromong, Tari Lenggang Nyai, dan Tari Narojeng.
Upacara Adat yang ada di perkampungan Betawi Setu Babakan adalah Penganten Sunat, Pindah Rumah, Khatam Qur'an, dan Nujuh Bulan.

Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Setu Babakan tidak hanya menyajikan pagelaran seni maupun budaya, melainkan juga menawarkan jenis wisata alam yang tak kalah menarik, yakni wisata danau. Dua danau, yakni Mangga Bolong dan Babakan, di perkampungan ini biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk memancing atau sekedar bersenda gurau dan menikmati suasana sejuk di pinggir danau. Selain itu, wisatawan juga dapat menyewa perahu untuk menyusuri dan mengelilingi danau.
3.      Ondel-Ondel
Description: D:\KULIAH\mg-6514-5834d3ca907e61540786da2e.jpg
Wisatawan yang berkunjung ke perkampungan ini juga dapat berkeliling ke perkebunan, pertanian, serta melihat tanaman-tanaman khas Betawi di pelataran rumah-rumah penduduk. Apabila berkunjung ke pelataran rumah penduduk, tak jarang pengunjung akan dipetikkan buah sebagai tanda penghormatan. Jika wisatawan tertarik untuk memetik dan berniat membawa pulang buah-buahan tersebut, maka pengunjung dapat membelinya dengan terlebih dulu bernegosiasi harga dengan pemiliknya. Buah-buahan yang tersedia di perkampungan ini antara lain belimbing, rambutan, buni, jambu, dukuh, menteng, gandaria, mengkudu, nam-nam, kecapi, durian, jengkol, kemuning, krendang, dan masih banyak lagi.
4.      Ragam Kuliner Betawi.
Description: D:\KULIAH\Kerak-Telor-Makanan-Khas-Betawi.jpg
Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Perkampungan Setu Babakan hingga saat ini telah dilengkapi fasilitas-fasilitas umum, seperti tempat ibadah, panggung pertunjukan seni, tempat bermain anak-anak, teater terbuka, wisma, kantor pengelola, galeri, dan pertokoan suveniR.
kawasan cagar budaya merefleksikan keunikan, konteks dari suatu kawasan, kota, atau bahkan suatu negara, sehingga pelestarian cagar budaya berarti menjaga barang publik (common good) yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan membangun rasa memiliki dalam masyarakat.
Mayoritas penduduk di Setu Babakan adalah Betawi, dengan program dari pemda DKI untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang ada untuk mengakomodasi kebutuhan ruang terbuka hijau, serta area untuk resapan air, setu babakan berbenah diri dengan dukungan penuh dari pemda DKI.
Fungsi dari Setu ini bukan hanya untuk tempat melestarikan kebudayaan betawi yang makin tergerus oleh zaman, tapi digunakan juga sebagai tempat alternatif rekreasi yang berlokasi di selatan jakarta. selain fungsi utamanya sebagai penampung air resapan untuk selatan jakarta.

Sumber Pustaka:
Tentang Setu Babakan http://travel.kompas.com/
Tulisan Salman Paludi http://setubabakan.wordpress.com/
http://id.wikipedia.org/
http://digilib.its.ac.id/

Sabtu, 19 Januari 2019

KRITIK ARSITEKTUR NORMATIF



A.      Definisi
Hakikat kritik normatif adalah adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola, standar, atau sandaran sebagai sebuah prinsip. Melalui suatu prinsip, keberhasilan kualitas lingkungan buatan dapat dinilai. Suatu norma tidak saja berupa standar fisik yang dapat dikuantifikasi tetapi juga non fisik yang kualitatif. Norma juga berupa sesuatu yang tidak konkret dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi.

B.      Metode
Jenis-jenis Metoda Kritik Normatif Karena kompleksitas, abstraksi dan kekhususannya kritik normatif perlu dibedakan dalam metode sebagai berikut :
·         Metoda Doktrin ( satu norma yang bersifat general, pernyataan prinsip yang tak terukur)
·         Metoda Sistemik ( suatu norma penyusunan elemenelemen yang saling berkaitan untuk satu tujuan)
·         Metoda Tipikal ( suatu norma yang didasarkan pada model yang digenralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik)
·         Metoda Terukur ( sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif)

1. Metoda Doktrin
·         Doktrin sebagai dasar dalam pengambilan keputusan desain arsitektur yang berangkat dari keterpesonaan dalam sejarah arsitektur.
·         Sejarah arsitektur dapat meliputi : Nilai estetika, etika, ideologi dan seluruh aspek budaya yang melekat dalam pandangan masyarakat.
·         Doktrin bersifat tunggal dalam titik pandangnya dan biasanya mengacu pada satu ‘ISME’ yang dianggap paling baik.

2. Metoda Sistemik
·         Menggantungkan pada hanya satu prinsip akan mudah diserang sebagai : menyederhanakan (simplistic), tidak mencukupi (inadequate) atau kadaluarsa (out of dated )
·         Alternatifnya adalah bahwa ada jalinan prinsip dan faktor yang dapat dibangun sebagai satu system untuk dapat menegaskan rona bangunan dan kota.

Kritik sistematik dikembangkan dari satu analisis :
·         Bahwa Problem arsitek adalah membangun sistem dalam kategori-kategori formal yang tidak memungkinkan kita untuk melukiskannya dan membandingkannya dalam struktur yang formal. Ketika kita mengatakan bahwa analisis formal mengandung indikasi elements and relations.
·         Elements (bagian bentuk arsitektur ), bermakna bahwa kita harus memperlakukan objek sebagai dimensi kesebandingan.

Melahirkan konsep  :
·         Mass (massa),  Bentuk wujud tiga dimensi yang terpisah dari lingkungan
·         Space (ruang), Volume batas-batas permukaan di sekeliling massa
·         Surface (permukaan), batas massa dan ruang
·         Relations , bahwa kita menterjemahkan saling keterhubungan ini diantara dimensi-dimensi
·         Capacity of the structure, kelayakan untuk mendukung tugas bangunan
·         Valuable, nilai yang dikandung yang mengantarkan kepada rasa manusia untuk mengalami ruang.


3. Metoda Tipikal
·         Studi tipe bangunan saat ini telah menjadi pusat perhatian para sejarawan arsitektur. Hal ini dapat dipahami karena desain akan menjadi lebih mudah dengan mendasarkannya pada type yang telah standard, bukan pada innovative originals (keaslian inovasi).
·         Studi tipe bangunan lebih didasarkan pada kualitas, utilitas dan ekonomi dalam lingkungan yang telah terstandarisasi dan  kesemuanya dapat terangkum dalam satu typologi
·         Metode Tipikal, yaitu suatu pendekatan yang mempunyai uraian urutan secara tersusun. Contoh. Bangunan sekolah, tipe yang ada ialah seperti ruang kelas, ruang guru,ruang kepala sekolah, ruang kesenian,  lab, perpustakaan, kantin, gudang, toilet.

4. Metoda Terukur

·         Kritik Pengukuran menyatakan satu penggunaan bilangan atau angka hasil berbagai macam observasi sebagai cara menganalisa bangunan melalui hukum-hukum matematika tertentu.
·         Norma pengukuran digunakan untuk memberi arah yang lebih kuantitatif. Hal ini sebagai bentuk analogi dari ilmu pengetahuan alam.
·         Pengolahan melalui statistik atau teknik lain akan mengungkapkan informasi baru tentang objek yang terukur dan wawasan tertentu dalam studi.
·         Bilangan atau standard pengukuran secara khusus memberi norma bagaimana bangunan diperkirakan pelaksanaannya.

C.      Kelebihan Kritik Doktrinal :
·         Dapat menjadi guideline tunggal sehingga terlepas dari pemahaman yang samar dalam arsitektur
·         Dapat memberi arah yang lebih jelas dalam pengambilan keputusan
·         Dapat memberikan daya yang kuat dalam menginterpretasi ruang
·         Dengan doktrin perancang merasa bergerak dalam nilai moralitas yang benar
·         Memberikan kepastian dalam arsitektur yang ambigu
·         Memperkaya penafsiran

D.     Kekurangan Kritik Doktrinal :
·         Mendorong segala sesuatunya tampak mudah
·         Mengarahkan penilaian menjadi lebih sederhana
·         Menganggap kebenaran dalam lingkup yang tunggal
·         Meletakkan kebenaran lebih kepada pertimbangan secara individual
·         Memandang arsitektur secara parsial
·         Memungkinkan tumbuhnya pemikiran dengan kebenaran yang “absolut”
·         Memperlebar tingkat konflik dalam wacana teoritik arsitektur

CONTOH KRITIK ARSITEKTUR NORMATIF

Guggenheim Museum Bilbao

Guggenheim Museum Bilbao adalah sebuah museum dan seni modern kontemporer dirancang oleh Kanada-Amerika arsitek Frank Gehry , dibangun oleh Ferrovial dan terletak di Bilbao , Basque Country , Spanyol. Hal ini dibangun di sepanjang Sungai Nervion , yang berjalan melalui kota Bilbao ke Pantai Atlantik. Guggenheim adalah salah satu dari beberapa museum milik Solomon R. Guggenheim Foundation . museum ini memiliki pameran tetap dan mengunjungi karya-karya seniman Spanyol dan internasional.
Salah satu yang paling dikagumi karya arsitektur kontemporer , bangunan ini telah dipuji sebagai "momen tunggal dalam budaya arsitektur" karena merupakan "salah satu saat langka ketika kritikus, akademisi, dan masyarakat umum semua bersatu tentang sesuatu. "Museum ini adalah bangunan paling sering disebut sebagai salah satu karya yang paling penting diselesaikan sejak tahun 1980 di 2010 Arsitektur Dunia Survey di kalangan ahli arsitektur.
 Kurva di gedung itu untuk muncul secara acak. arsitek ini telah dikutip yang mengatakan bahwa " kurva dirancang secara acak untuk menangkap cahaya". Ketika dibuka untuk umum pada tahun 1997, ia segera dianggap sebagai salah satu bangunan paling spektakuler didunia dalam gaya Deconstructivism , meskipun Gehry tidak mengaitkan diri dengan gerakan arsitektur. Arsitek Philip Johnson menyebutnya "gedung terbesar di zaman kita.
Reflektif cemerlang titanium panel menyerupai sisik ikan, menggemakan kehidupan organik lainnya (dan, khususnya, menyerupai ikan) bentuk yang muncul kembali umumnya didesain oleh Gehry, serta sungai Nervión atas mana museum duduk. Juga dalam mode Gehry khas, bangunan ini unik produk teknologi masa itu. Computer Aided Tiga Dimensi Interaktif Aplikasi ( CATIA ) dan visualisasi yang digunakan besar-besaran dalam strukturs desain.
 Simulasi komputer dari struktur bangunan membuatnya bisa untuk dibangun, bentuk-bentuk yang arsitek era sebelumnya akan menemukan hampir tidak mungkin untuk membangun. Sementara museum adalah monumen spektakuler dari sungai.
 Bangunan ini dibangun pada waktu dan anggaran, yang jarang untuk arsitektur jenis ini. Dalam sebuah wawancara di Harvard Design Magazine. Gehry menjelaskan bagaimana ia melakukannya. Pertama, ia memastikan bahwa apa yang dia sebut "organisasi seniman "berlaku selama konstruksi, dalam rangka mencegah dan bisnis kepentingan politik dari campur dengan desain. Kedua, dia yakin dia memiliki perkiraan biaya terperinci dan realistis sebelum melanjutkan. Ketiga, ia menggunakan CATIA dan kolaborasi erat dengan perdagangan bangunan individu untuk mengontrol biaya selama konstruksi.

Referensi : http://oktavindah.blogspot.co.id/2014/01/tugas-kriteik-arsitektur.html

Rabu, 19 Desember 2018

KRITIK ARSITEKTUR DESKRIPTIF



A.    Definisi
Bersifat tidak menilai, tidak menafsirkan, atau semata-mata membantu orang melihat apa yang sesungguhnya ada. Kritik ini berusaha mencirikan fakta-fakta yang menyangkut sesuatu lingkungan tertentu. Dibanding metode kritik lain kritik deskriptif tampak lebih nyata (factual).
• Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota.
• Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu   kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan.
• Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya.
• Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.

B.    Metode
           1.      Depictive Criticism (Gambaran bangunan)
Depictive cenderung tidak dipandang sebagai sebuah bentuk kritik karena ia tidak didasarkan pada pernyataan baik atau buruk sebuah bangunan. Sebagaimana tradisi dalam kritik kesenian yang lain, metode ini menyatakan apa yang sesungguhnya ada dan terjadi disana. Masyarakat cenderung memandang dunia sesuai dengan keterbatasan pengalaman masa lalunya, maka melalui perhatian yang jeli terhadap aspek tertentu bangunan dan menceritakan kepada kita apa yang telah dilihat, kritik depiktif telah menjadi satu metode penting untuk membangkitkan satu catatan pengalaman baru seseorang. Kritik depiktif tidak butuh pernyataan betul atau salah karena penilaian dapat menjadi bias akibat pengalaman seseorang di masa lalunya. Kritik depiktif lebih mengesankan sebagai seorang editor atau reporter, yang menghindari penyempitan atau perluasan perhatian terhadap satu aspek bangunan agar terhindar dari pengertian kritikus sebagai interpreter atau advocate.

          2.      Static (Secara Grafis)
Depictive criticism dalam aspek static memfocuskan perhatian pada elemen-elemen, bentuk (form), bahan (materials) dan permukaan (texture). Penelusuran aspek static dalam depictive criticism seringkali digunakan oleh para kritikus untuk memberi pandangan kepada pembaca agar memahami apa yang telah dilihatnya sebelum menentukan penafsiran terhadap apa yang dilihatnya kemudian. Penggunaan media grafis dalam depictive critisim dapat dengan baik merekam dan mengalihkan informasi bangunan secara non verbal tanpa kekhawatiran terhadap bias. Aspek static depictive criticism dapat dilakukan melalui beberapa cara survey antara lain : fotografi, diagram, pengukuran dan deskripsi verbal (kata-kata).

           3.      Dynamic (Secara Verbal)
Tidak seperti aspek static, aspek dinamik depictive mencoba melihat bagaimana bangunan digunakan bukan dari apa bangunan di buat. Aspek dinamis mengkritisi bangunan melalui : Bagaimana manusia bergerak melalui ruang-ruang sebuah bangunan? Apa yang terjadi disana? Pengalaman apa yang telah dihasilkan dari sebuah lingkungan fisik? Bagaimana bangunan dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang ada didalamnya dan disekitarnya.

           4.      Process (Secara Prosedural)
Merupakan satu bentuk depictive criticism yang menginformasikan kepada kita tentang proses bagaimana sebab-sebab lingkungan fisik terjadi seperti itu. Bila kritik yang lain dibentuk melalui pengkarakteristikan informasi yang datang ketika bangunan itu telah ada, maka kritik depiktif (aspek proses) lebih melihat pada langkah-langkah keputusan dalam proses desain yang meliputi :
·         Kapan bangunan itu mulai direncanakan,
·         Bagaimana perubahannya,
·         Bagaimana ia diperbaiki,
·         Bagaimana proses pembentukannya.

             5. Biographical Criticism (Riwayat Hidup)
Kritik yang hanya mencurahkan perhatiannya pada sang artist (penciptanya), khususnya aktifitas yang telah dilakukannya. Memahami dengan logis perkembangan sang artis sangat diperlukan untuk memisahkan perhatian kita terhadap intensitasnya pada karya-karyanya secara spesifik. Sejak Renaisance telah ada sebagian perhatian pada kehidupan pribadi sang artis atau arsitek dan perhatian yang terkait dengan kejadian-kejadian dalam kehidupannya dalam memproduksi karya atau bangunan. Misalnya, bagaimana pengaruh kesukaan Frank Lyod Fright waktu remaja pada permainan Froebel Bloks (permainan lipatan kertas) terhadap karyanya? Bagaimana pengaruh karier lain Le Corbusier sebagai seorang pelukis? Bagaimana pengaruh hubungan Eero Sarinen dengan ayahnya yang juga arsitek. Informasi seperti ini memberi kita kesempatan untuk lebih memahami dan menilai bangunan-bangunan yang dirancangnya.
6. Contextual Criticism ( Persitiwa)
Untuk memberikan lebih ketelitian untuk lebih mengerti suatu bangunan, diperlukan beragam informasi dekriptif, informasi seperti aspek-aspek tentang sosial, politikal, dan ekonomi konteks bangunan yang telah didesain. Kebanyakan kritikus tidak mengetahui rahasia informasi mengenai faktor yang mempengaruhi proses desain kecuali mereka pribadi terlibat. Dalam kasus lain, ketika kritikus memiliki beberapa akses ke informasi, mereka tidak mampu untuk menerbitkannya karena takut tindakan hukum terhadap mereka. Tetapi informasi yang tidak kontroversial tentang konteks suatu desain suatu bangunan terkadang tersedia.

      C.     Kelebihan Kritik Deskriptif
Dengan kritik deskriptif kita bisa mengetahui suatu karya hingga ke seluk beluknya. Metode dari deskriptif ini dapat di kritisi secara induktif, dari hal yang umum ke khusus ataupun deduktif dari hal yang khusus ke umum. Metode kritik ini tidak bertujuan untuk pengembangan karya selanjutnya seperti metode impresionis yang menggunakan hasil kritik untuk karya selanjutnya.

      D.    Kekurangan Kritik Deskriptif
Hanya menjelaskan secara singkat tentang isi, proses, dan pencipta sebuah karya.

  Contoh Kritik Arsitektur Deskriptif

Stadion Nasional Beijing


Stadion ini lebih dikenal dengan Sarang Burung. Stadion (BNS) adalah Perusahaan patungan kalangan arsitek Jacques Herzog dan Pierre de Meuron dari Herzog & de Meuron, Arsitek proyek Stefan Marbach, artis Ai Weiwei dan CADG yang dipimpin oleh kepala Arsitek Li Xinggang. Stadion ini dirancang untuk digunakan diseluruh Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin 2022. Stadion saat ini digunakan terutama untuk pertandingan sepak bola.


Terletak di Green Olimpiade, stadion ini menghabiskan biaya US $ 428.000.000. Desain diberikan kepada pengajuan dari perusahaan arsitektur swiss Herzog & de Meuron pada bulan April 2003 setelah proses penawaran yang mencakup 13 pengajuan akhir. Desain yang berasal dari studi tentang keramik cina dan Atap yang bisa dibuka, memberikan kesan staion seperti sarang burung. Pemimpin Artis Cina Ai Weiwei adalah konsultan artistik pada proyek. Atap yang bisa dibuka kemudian dihapus dari desain setelah inspirasi aspek yang paling dikenali stadion. Tanah rusak pada 24 Desember 2003 dan Stadion resmi dibuka pada tanggal 28 Juni 2008. Sebuah pusat perbelanjaan dan hotel yang direncanakan akan dibangun untuk meningkatkan penggguna stadion yang telah mengalami kesulitan menarik acara, sepakbola dan sebaliknya, setelah Olimpiade.


Tribun Timur dan Barat Stadion Nasional Beijing lebih tinggi dari Tribun Utara dan Selatan dalam rangka meningkatkan Sightlines. Stadion ini didesain awalnya berkapasitas 100.000 orang. Namun 9000 telah dihapus selama penyerderhanaan desain. Total baru 91.000 kursi dan dikurangin lagi sebanyak 11.000 kursi setelah Olimpiade 2008 menjadikan stadion ini memiliki kapasitas 80.000 kursi. Kursi terjauh adalah 460 kaki (140 meter) dari pusat lapangan. Suhu dan Aliran udara dari setiap permukaan yang dioptimalkan untuk meningkatkan ventilasi.


Stadion Nasional Beijing menjadi tuan rumah upacara pembukaan dan penutupan acara atletik dan sepakbola final Olimpiade 2008 dari 8 - 24 Agustus 2008. Stadion ini juga menjadi tuan rumah acara pembukaan dan penutupan acara atletis dari Paralimpiade Musim Panas 2008 dari 6 - 17 September 2008.


Daftar Pustaka



Minggu, 11 November 2018

KRITIK ARSITEKTUR INTERPRETIF


CONTOH KRITIK INTREPRETIF


DEFINISI

Kritik Interpretif (Interpretive Criticism) yang berarti adalah sebuah kritik yang menafsirkan namun tidak menilai secara judgemental, Kritikus pada jenis ini dipandang sebagai pengamat yang professional. Bentuk kritik cenderung subyektif dan bersifat mempengaruhi pandangan orang lain agar sejalan dengan pandangan kritikus tersebut. Dalam penyajiannya menampilkan sesuatu yang baru atau memandang sesuatu bangunan dari sudut pandang lain.

Hakikat Kritik interpretif :
1,  Seorang kritikus sebagai seorang interpreter atau pengamat yang sangat personal.
2.Bentuk kritik cenderung subjektif namun tanpa ditunggangi oleh klaim doktrin. Klaim objektifitas        melalui pengukuran yang terevaluasi.
3. Mempengaruhi pandangan orang lain untuk bisa memandang sebagaimana yang kita lihat.
4.Menyajikan satu perspektif baru atas satu objek atau satu cara baru memandang bangunan.
5. Melalui rasa artistiknya mempengaruhi pengamat merasakan sama sebagaimana yang ia alami.
6.Membangun satu karya ‘bayangan’ yang independen melalui bangunan sebagimana milikinya.

Tiga teknik kritik interpretif  :

1.Advocatory, Kritik dalam bentuk penghakiman dan mencoba marahkan pada suatu topik yang            dipandang perlu. Namun bertentangan dalam hal itu kritikus juga membantu melihat manfaat yang      telah dihasilkan oleh arsitek sehingga dapat membalikkan dari objek bangunan yang sangat                  menjemukan menjadi bangunan yang mempersona.
  2. Evocative, Menggugah pemahaman intelektual atas makna yang dikandung pada suatu bangunan.     Sehingga kritik ini tidak mengungkap suatu objek itu benar atau salah melainkan pengungkapan         pengalaman perasaan akan ruang. Metode ini bisa disampaikan dalam bentuk naratif (tulisan) dan        fotografis (gambar).
  3.Impressionalistic, (Imppressionis Criticism) (Kritik dipakai sebagai alat untuk melahirkan karya seni   baru).

Kelebihan Kritik Interpretif, Didalam kritik interpretif ini, tindakan seorang interpreter atau pengamat tidak mengklaim satu doktrin, sistem, tipe atau ukuran.

Kekurangan Kritik Interpretif, Hanya menyajikan satu arah topik yang dipandang perlu untuk kita perhatikan secara bersama tentang bangunan.


METODE KERITIK ARSITEKTUR INTERPREKTIF

Objek : Splow House – Delution Architect

Desain Rumah Mewah Delution Architect
            
            Splow house, singkatan dari Split-Grow House merupakan rumah yang dibangun di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Rumah ini merupakan karya dari Delution Arsitek. Memiliki konsep sebagai rumah yang dapat berkembang, menjadi tantangan untuk mendesain rumah yang nyaman untuk dihuni dengan luasan 120 meter persegi dengan budget terbatas yang di bangun di kota metropolitan.

         Dengan lebar 6 meter dan panjang 15 meter, rumah didesain agar mendapatkan pencahayaan alami dan sirkulasi udara dari luar yang tentunya akan menghemat energi dari penggunaan lampu dan pendingin ruangan. Luasan yang kecil tidak menjadi masalah untuk memiliki ruang yang dibutuhkan dengan biaya terbatas. Rumah ini memungkinkan untuk penambahan ruang dikemudian hari ketika pemilik rumah memiliki budget lagi.              

             Arsitek yang berbasis di Jakarta, Delution Architect membuktikan bahwa dengan lahan hanya selebar 6 meter persegi, seorang perencana bisa menghadirkan hunian yang mewah dan juga nyaman lewat desain rumah sederhana namun efektif  yang diberi nama Splow House ini.

            Sebagaimana Definisi Rumah menurut Lang Pada Tahun  1987  mengatakan, hasil karya bentuk arsitektur hunian tersebut harus dipahami sebagai suatu proses dinamis sebuah pembudayaan manusia penghuninya yang merupakan ekspresi atau manifestasi dari makna, fungsi, perilaku dan struktur ide yang terjadi dari kelompok manusia penghuninya.

            Splow House memiliki konsep split  dimana jika terlihat  dari luar, desain rumah mewah ini hanya terlihat memiliki 2 lantai. Namun, kenyataannya rumah ini memiliki 3 lantai yang terdiri dari 5 lantai mezanine yang disambungkan oleh tangga yang berada di void di tengah bangunan jadi dari segi struktur rumah ini sudah cukup memnuhi unsur efektif untyk hunian yang memiliki lahan yang tidak cukup besar.

          
            Keberadaan void pada  rumah Splow House  ini tak hanya sebagai penghubung antar lantai mezzanine tapi juga memungkinkan setiap penghuni tetap bisa berinteraksi meski berada di lantai yang berbeda. maka dari itu mezzanine juga menjadi akses ber sosial antar penghuni Selain itu, void membantu desain rumah mewah Splow House mendapatkan cukup pencahayaan, baik itu pencahayaan alami atau dari lampu dan juga sirkulasi udara alami. sesuai dengan definisi rumah menurut Newmark tahun 1977.

            Bagi saya Pemahaman Orang Jerman tentang rumah itu cukup tepat, karena sebuah rumah yang notabene nya merupakan sebuah tempat bernaung sebuah keluarga, mendesain Rumah tidak hanya memikirkan estetika keindahan fasad semata hanya untuk memanjakan mata, namun faktor utama pada rumah yaitu harus memiliki dampak positif terhadap penghuinya itu sendiri seperti kenyamanan, kelayakan, DLL, sebagaimana bangunan yang baik menurut Vitruvius harus memenuhi 3 sistem syarat yakni dari segi kekuatan (firmitas), fungsi (utilitas) dan juga keindahan (venustas).


            Rumah Splow House ini sudah memiliki 3 unsur itu dan sudah cukup di katakan menjadi rumah idaman meskipun memiliki desain fasad yang cukup sederhana,desain rumah ini bisa menjadi titik balik desain rumah sederhana namun efektif untuk di desain di lahan yang sempit sebagaimana di era modern sekarang ini harga tanah di kawasan metropolitan sudah melambung tinggi,menurut saya desain rumah ini bisa menjadi contoh untuk hunian tumbuh masa depan.




DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/296219492/Kritik-interpretatif
http://www.academia.edu/8715260/22_Pengertian_Rumah
https://www.dekoruma.com/artikel/29201/desain-rumah-mewah-arsitek-indonesia
http://furnizing.com/article/splow-house-rumah-dengan-mezanin-karya-arsitek-muda-indonesia-yang-masuk-nominasi-penghargaan-internasional