Sebelumnya mohon
maaf jika Bahasa saya kurang dapat di pahami, karna saya bukan penulis atau
jurnalis, saya hanya coba menceritakan apa yang pernah saya lihat di dunia
nyata ke dunia maya, pada saat saya pulang dari suatu tempat saya naik sebuah
angkutan umum, saya berdua bersama teman saya, dan saya di maintain ongkos
Rp40.000 berdua padahal biasanya Rp30.000 mungkin saya keliatan orang baru
karna saya sempet nanya ongkos nya berapa, saya tidak banyak komentar langsung
saja saya kasih, ya ….jelas orang jujur sudah sulit di dapat kan di zaman yang
seperti ini, tapi kali ini saya tidak akan membahas kernet angkutan tersebut.
saya akan menceritakan ada 2 sosok peneumpang lain di belakang yang menyita perhatian saya, yang satu perempuan yang satu laki-laki, ya perempuan terlihat lebih tua mungkin itu ibu nya dan yang laki-laki lebih muda tapi buta, saya di tegur sama ibu tersebut dan di kasih tau seharusnya kalo bayar angkutan jangan Tanya dulu, langsung saja bayar biar keliatan org lama, dan saya Tanya ibu tersebut mau pulang kemana, ibu tersebut bilang dia mau ke suatu tempat di daerah jawa barat ,sengaja tidak saya sebut kota nya.
lama ngobrol ternyata ibu itu sekarang tinggal bedua sama anak yang buta tersebut, ibu itu bilang kalo bapa dari anak tersebut sudah meninggal sejak lama sejak anak laki-laki tersebut masih kecil, bapa nya sakit lama karna hidup mereka serba kecukupan bahkan kurang ,semuanya sudah habis dia jual buat berobat dan bayar hutang sana sini saat bapak nya masih hidup, bahkan sekarang tempat tinggal mereka pun sudah di jual ,mereka biaya hidup sehari-hari dengan mengemis, tidur dimana saja, mungkin karna banyak org iba yang melihat penampilan dan keadaan mereka,saya sempat miris melihat ibu tersebut karna saya juga punya ibu dan gamau hal tersebut menimpa ibu saya.
ibu itu bilang saat suami nya masih hidup dan sehat mereka hidup layak seperti keluarga yang lain, saat suami ibu tersebut meninggal semuanya berubah, tapi ibu itu bilang dia sabar menghadapi hidup ,karna hidup di dunia Cuma sementara hidup yang sesungguh nya itu di kehidupan selanjutnya, dimana tidak ada materi atau tahta yang membedakan derajat mereka, karna intinya semua sama ,semua ingin di pandang sama rata, karna tidak ada yang mau hidup seperti itu, hanya takdir yang membedakan mereka.
saya akan menceritakan ada 2 sosok peneumpang lain di belakang yang menyita perhatian saya, yang satu perempuan yang satu laki-laki, ya perempuan terlihat lebih tua mungkin itu ibu nya dan yang laki-laki lebih muda tapi buta, saya di tegur sama ibu tersebut dan di kasih tau seharusnya kalo bayar angkutan jangan Tanya dulu, langsung saja bayar biar keliatan org lama, dan saya Tanya ibu tersebut mau pulang kemana, ibu tersebut bilang dia mau ke suatu tempat di daerah jawa barat ,sengaja tidak saya sebut kota nya.
lama ngobrol ternyata ibu itu sekarang tinggal bedua sama anak yang buta tersebut, ibu itu bilang kalo bapa dari anak tersebut sudah meninggal sejak lama sejak anak laki-laki tersebut masih kecil, bapa nya sakit lama karna hidup mereka serba kecukupan bahkan kurang ,semuanya sudah habis dia jual buat berobat dan bayar hutang sana sini saat bapak nya masih hidup, bahkan sekarang tempat tinggal mereka pun sudah di jual ,mereka biaya hidup sehari-hari dengan mengemis, tidur dimana saja, mungkin karna banyak org iba yang melihat penampilan dan keadaan mereka,saya sempat miris melihat ibu tersebut karna saya juga punya ibu dan gamau hal tersebut menimpa ibu saya.
ibu itu bilang saat suami nya masih hidup dan sehat mereka hidup layak seperti keluarga yang lain, saat suami ibu tersebut meninggal semuanya berubah, tapi ibu itu bilang dia sabar menghadapi hidup ,karna hidup di dunia Cuma sementara hidup yang sesungguh nya itu di kehidupan selanjutnya, dimana tidak ada materi atau tahta yang membedakan derajat mereka, karna intinya semua sama ,semua ingin di pandang sama rata, karna tidak ada yang mau hidup seperti itu, hanya takdir yang membedakan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar